Cold Chain Product: Pengertian, Fungsi & Contohnya

Ilustrasi truk sebagai Cold Chain Product

Cold Chain Product: Pengertian, Fungsi & Contohnya – Tahukah Anda bahwa ada jenis produk yang memerlukan pengaturan suhu yang sangat ketat selama penyimpanan dan pengiriman? Sebab, kualitas produk-produk tersebut sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Dalam dunia logistik, jenis barang seperti ini dikenal dengan istilah Cold Chain Product (CCP).

Mau tahu lebih lenjut tentang apa itu Cold Chain Product (CCP), apa saja jenisnya dan bagaimana proses logistik untuk menjaga kualitasnya? Simak artikel berikut!

Pengertian Cold Chain Product

Cold chain product adalah produk yang emerlukan kontrol suhu khusus sepanjang proses penyimpanan, pengangkutan, hingga distribusi agar kualitas dan keamanannya tetap terjaga. Produk-produk ini sangat sensitif terhadap perubahan suhu, sehingga memerlukan penanganan dengan sistem logistik yang disebut cold chain system.

Sebagai informasi, cold chain sendiri menurut WHO (World Health Organization) adalah rangkaian ketat distribusi produk farmasi seperti vaksin, di mana suhu stabil penting untuk mencegah degradasi atau keracunan. Lalu menurut FAO (Food and Agriculture Organization), produk pangan yang mudah rusak juga masuk kategori cold chain, karena bila suhu temperatur nya terganggu, bisa menyebabkan pertumbuhan mikroba dan penurunan mutu.

Beberapa industri yang sangat bergantung pada cold chain product antara lain farmasi, makanan dan minuman (terutama produk beku dan segar), serta bioteknologi. Produk seperti vaksin, daging beku, produk susu, hingga bahan baku kosmetik tertentu adalah contoh umum yang termasuk kategori ini.

Baca Juga: Cold Chain System: Pengertian, Proses & Contoh 

1. Produksi & Pengemasan Awal

Tahapan dimulai dari proses produksi, di mana produk langsung dikemas menggunakan material insulasi khusus yang mampu menjaga suhu. Sering kali ditambahkan temperature indicator atau data logger untuk memantau kondisi selama pengiriman. Sebelum keluar dari fasilitas produksi, produk didinginkan terlebih dahulu untuk mencapai suhu ideal sesuai klasifikasinya—misalnya 2–8°C untuk vaksin atau -18°C untuk es krim.

2. Penyimpanan di Cold Storage

Setelah pengemasan, produk disimpan dalam gudang berpendingin (cold storage) dengan pengendalian suhu otomatis. Cold storage dibagi berdasarkan kebutuhan suhu, seperti chilled storage (0–8°C), frozen (-18°C), atau ultra-low temperature (hingga -80°C untuk produk tertentu seperti plasma darah). Proses ini sangat krusial untuk menjaga integritas produk sebelum dikirimkan ke jalur distribusi.

3. Transportasi Berpendingin

Proses distribusi dilakukan menggunakan kendaraan berpendingin seperti reefer truck, van dengan AC khusus, atau kontainer reefer untuk pengiriman antarpulau dan ekspor. Kendaraan ini dilengkapi dengan sensor suhu real-time dan sistem pelacakan berbasis IoT yang memungkinkan pemantauan suhu sepanjang perjalanan. Sistem ini memberikan notifikasi otomatis bila terjadi deviasi suhu.

4. Penerimaan di Titik Distribusi

Setibanya di gudang distribusi, pusat logistik, supermarket, atau fasilitas kesehatan, cold chain product kembali disimpan di fasilitas berpendingin. Penerimaan barang biasanya disertai proses verifikasi suhu dan pengecekan integritas kemasan untuk memastikan produk tetap layak edar.

5. Last-Mile Delivery

Tahap terakhir, yaitu pengiriman ke pengguna akhir—baik konsumen, rumah sakit, atau gerai ritel—menggunakan kendaraan dengan kontrol suhu atau kemasan insulated box yang dilengkapi cold pack. Proses ini menjadi tantangan tersendiri karena melibatkan jarak pendek namun dengan ekspektasi pengiriman cepat dan kondisi tetap optimal.

Syarat Cold Chain Product yang Efektif

Agar cold chain product tetap terjaga kualitasnya selama distribusi, diperlukan sistem dan prosedur yang tepat. Berikut empat syarat utama yang harus dipenuhi:

  1. Fasilitas Berpendingin
    Gudang dan kendaraan harus memiliki sistem pendingin yang stabil dan sesuai suhu kebutuhan produk, seperti 2–8°C untuk vaksin atau -18°C untuk es krim.
  2. Pelacakan Suhu Real-Time
    Penggunaan sensor IoT memungkinkan pemantauan suhu setiap saat dan memberi notifikasi jika terjadi deviasi suhu selama pengiriman.
  3. SOP & Pelatihan SDM
    Prosedur standar penanganan rantai dingin wajib diterapkan, termasuk pelatihan untuk tim logistik dan audit berkala agar kualitas tetap terjaga.
  4. Kemasan Tahan Suhu
    Gunakan kemasan insulasi seperti box thermal, gel packs, atau dry ice yang mampu menjaga suhu ideal hingga ke titik akhir pengiriman.

Baca Juga: Packing: Pengertian, Jenis, Tujuan & Fungsi

Contoh Cold Chain Product

Beberapa contoh cold chain product yang umum dijumpai antara lain:

  • Farmasi: Vaksin, insulin, obat-obatan injeksi
  • Makanan: Seafood beku, daging segar, produk susu, es krim
  • Produk Bioteknologi: Reagen laboratorium, kultur sel
  • Kosmetik: Produk berbahan aktif yang rentan terhadap suhu tinggi

Kesimpulan

Cold chain product adalah elemen vital dalam logistik modern, terutama untuk produk yang sensitif terhadap suhu. Kegagalan menjaga suhu selama rantai pasok dapat merusak kualitas, mengurangi efektivitas produk, bahkan membahayakan kesehatan konsumen. Karena itu, dibutuhkan pengelolaan yang cermat dengan dukungan SOP, teknologi, dan mitra logistik yang tepat.

Mobitech.id hadir sebagai solusi digital untuk mendukung distribusi produk suhu-sensitif dengan fitur optimasi rute dan real-time monitoring. Meski bukan penyedia fasilitas pendingin, sistem TMS dari Mobitech dapat meningkatkan efisiensi distribusi cold chain melalui penjadwalan yang tepat, pelacakan akurat, dan integrasi data logistik. Dengan dukungan ini, bisnis Anda tetap andal dalam menjaga kualitas dan ketepatan waktu pengiriman.

© 2025 Mobitech | Transport Software Company | All Rights Reserved